KEGIATAN DAN PERMAINAN DI RUMAH UNTUK ANAK USIA 2 TAHUN



     Anak sering dikatakan sebagai buah hati atau darah daging orangtuanya. Anak juga merupakan amanah yang diberikan Allah SWT kepada orangtuanya, karena itu hendaknya setiap orang tua seharusnya memberikan apapun yang terbaik buat anaknya.

     Setiap anak terlahir dengan memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak lainnya bahkan anak kembar sekalipun. Karakteristik tersebut antara lain berupa aspek perkembangan khas yang dimiliki oleh setiap anak, seperti perkembangan fisik, emosi, sosial, daya pikir dan bahasa. Aspek-aspek perkembangan tersebut akan berkembang secara optimal apabila orang-orang di sekitar anak, khususnya orangtua memberikan lingkungan yang kondusif. Lingkungan yang kondusif tersebut antar lain seperti pemberian kasih sayang, pemberian stimulasi atau rangsangan yang bersifat edukatif bagi perkembangan anak, perlindungan yang memberikan rasa aman bagi anak, tercukupinya kebutuhan fisik dan kesehatan anak dan lain sebagainya.Dengan demikian individu anak dapat berkembang secara optimal apabila lingkungan di sekitarnya, khususnya orangtua turut membekalinya dengan seoptimal mungkin.
     Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengubah gaya hidup masayarakat, terutama di kota-kota besar. Saat ini peluang dan kesempatan yang ada untuk meraih prestasi tidak hanya dimiliki kaum pria, semangat untuk maju, itupun kini telah dimiliki oleh kaum pria, semangat untuk maju itupun kini telah dimiliki oelh kaum wanita. 
     Adanya perubahan-perubahan yang terjadi sebagai akibat dari gaya hidup tersebut, secara langsung ataupun tidak langsung memberikan pengaruh kepada kehidupan dalam keluarga. Orangtua atau ibu terpaksa harus membagi waktu antara karir dan keluarganya di rumah. Peran orangtua atau ibu tersebut kini telah banyak tergantikan oleh pembantu atau babysitter sebagai pengasuh anak di rumah, sehingga peran orangtua atau ibu sebagai orang dewasa yang terdekat dengan kehidupan anak, kurang lagi dapat secara optimal membekalinya dengan pemenuhan kebutuhan-kebutuhannya. Oleh karena itu sangat disayangkan apabila peran yang sangat penting dalam menumbuhkan kembangkan dan mengoptimalkan perkembangan anak tersebut hanya diisi oleh peran pembantu atau babysitter.
       Untuk usia anak dari sejak lahir hingga 2 tahun maka kehidupan yang paling dekat dan paling baik untuk tumbuh kembang adalah dalam lingkup keluarga. Karena kemampuan yang masih terbatas maka peran ayah dan ibu sebagai orang dewasa yang paling dekat dengan kehidupan anak, paling penting untuk selalu menstimulasi perkembangannya karena akan mempengaruhi tahap perkembangan selanjutnya.
       Rentang usia  2 – 3 tahun merupakan usia yang juga penting. Bahkan dikatakan oleh para ahli disebut sebagai “periode emas’ karena pada tahap inilah semua aspek perkembangannya sedang tumbuh berkembang sangat cepat. Apabila anak tidak mendapatkan stimulasi secara optimal, maka tentu akan sangat berpengaruh pada tahap kehidupan selanjutnya. Pada rentang usia tersebut, anak dapat lebih dapat merespon permainan atau kegiatan yang akan diberikan oleh orangtua sehingga permainan atau kegiatan yang lebih menyenangkan lebih dapat tercipta dibandingkan usia 1 tahun.

Melihat kenyataan tersebut, tidaklah mengherankan bila pada saat ini telah banyak didirikan lembaga pendidikan non formal yang menawarkan solusi bagi para orangtua untuk membantu memberikan pendidikan anak sedini mungkin. Lembaga pendidikan tersebut mencakup Taman Penitipan Anak ( TPA ), Kelompok Bermain dan Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD ) yang saat ini sedang marak diikuti.
     Namun pada kenyataannya, tidak semua orangtua memasukkan anaknya ke dalam lembaga pendidikan tersebut. Hal ini mungkin dikarenakan banyak faktor, salah satunya adalah biaya mahal yang harus dibayar oleh orangtua.  Namun hal ini janganlah mengurangi kesempatan orangtua untuk tetap dapat menstimulasi semua aspek perkembangan anak, walaupun dengan keadaan orangtua yang bekerja dan peran tersebut sebagian diganti oleh orang dewasa lain seperti pengasuh/keluarga atau bagi para ibu rumah tangga yang memiliki waktu banyak di rumah. Dengan waktu sempit yang dimiliki oleh orangtua disebabkan orangtua yang bekerja di luar ataupun sederet pekerjaan rumah tangga yang menguras tenaga, hanya perlu waktu beberapa saat untuk memberikan permainan atau kegiatan yang menyenangkan bagi anak. Di samping memberikan stimulasi perkembangan yang sangat sayang bila dilewatkan bagi tahapan usia " periode emasnya ", juga memberikan kebersamaan yang berkualitas bagi hubungan antara orangtua dan anak dan mempersiapkan anak untuk mengikuti pendidikan formal selanjutnya, karena permainan atau kegiatan tersebut semoga dapat membuat anak lebih merespon dan ekspresif bila anak berada dalam lingkungan pendidikan formal selanjutnya seperti TK.
     Karena itu berdasarkan pengalaman dan pengamatan bertahun - tahun tentang kebiasaan perilaku anak usia 2 - 3 tahun berikut permainan dan kegiatan yang cocok dilakukan serta teori dari berbagi sumber pustaka, maka Artikel ini ingin berbagi sharing pengalaman dan menawarkan solusi berupa permainan yang dapat dilakukan oleh orangtua di rumah sebagai bentuk stimulasi untuk semua aspek perkembangan anak usia 2 – 3 tahun. Permainan dan kegiatan dapat dilakukan dengan anak sendiri, antar saudara kandung atau anak lain yang ada agar anak belajar bersosialisasi dengan anak lain. Apabila ada perubahan dalam aturan permainan/ kegiatan dikarenakan mut anak yang suka berubah - ubah maka orangtua dapat menyesuaikannya dengan keadaan yang ada. Dan artikel ini menerima masukan untuk lebih memperkaya materi. Semoga bermanfaat.



1. Tujuan : pemahaman tentang anggota tubuh dan fungsinya

    Tahapan pertama dalam memberikan permainan atau kegiatan bagi anak adalah
    dengan mengenalkan anggota tubuh dan fungsinya. Pada tahapan ini anggota fisik 
    yang dikenalkan adalah yang lebih mudah dikenal anak seperti tangan, kaki, mata,  
    hidung, telinga, mulut, rambut.Pengenalan tersebut hendaknya satu persatu dahulu.     Apabila beberapa anggota tubuh telah dikenalnya dengan baik dan dapat membeda
    kannya berikut fungsinya, maka orangtua dapat beralih mengenalkannya ke anggota 
    tubuh lainnya.

a. " Bermain dengan cermin "        ( Perkembangan emosi )
    Alat    :  cermin/ kaca
    Cara   :
    Anak dan orangtua secara bersama - sama mengamati wajah secara bergantian, lalu   
    bertanya jawab dan menunjuk tentang bagian dari wajah dan menunjukkan ekspresi 
    senang dan sedih.

b.  “  Mencari harta karun “          (Perkembangan kognitif)
     Alat   :  topi/ peci, bando/ jilbab, gelang mainan, sandal, 5 jejak kaki raksasa terbuat
     dari karton dengan ukuran besar
     Cara  :   
    Anak diminta menunjuk anggota tubuhnya : kepala, tangan, kaki. Lalu dikenalkan 
    barang yang biasa dipakai di  anggota tubuhnya seperti untuk anak laki laki : topi/       
    peci  atau anak perempuan bando/ jilbab : di kepala, gelang mainan : di tangan,           
    sandal  : di kaki ) lalu orangtua bersama anak meletakkan kaki-kaki raksasa yang 
    ditempel di lantai dengan jarak berjauhan dan alat mainan di tempat-tempat yang bisa 
    dijangkau anak. Lalu anak mulai mencari alat mainan dengan petunjuk jejak kaki
    raksasa (anak belajar mengingat letak alat yang disimpan sementara orangtua hanya 
    sedikit menuntun). Setelah alat mainan ditemukan, orangtua kembali mengingatkan 
    alat mainan yang diletakkan di anggota tubuh.

c.  " Fun house "        (Perkembangan motorik kasar: memantapkan tahapan  
                                     merangkak dan melompat)
     Alat     : kapur tulis untuk embuat 2 lingkaran kecil, kain panjang untuk membuat
    terowongan dengan ukuran badan orangtua (diikat dan direntangkan diantara 2 tiang/
     kursi/ meja namun tetap perhatikan unsur keamanan bagi anak), 1 gambar tangan,
     1 gambar dan 1 gambar wajah anak (gambar dibuat sendiri).
     Cara    :
     Anak dikenalkan gambar tangan, kaki dan wajah lalu bersama - sama orangtua 
     meletakkan 3 gambar tersebut di dalam terowongan. Anak bersama orangtua
     merangkak ke dalam terowongan, lalu anak diminta untuk mengambil 3 gambar yang
     disebar di dalam terowongan. Anak dan orangtua melompat masuk dan keluar di
     dalam 2 lingkaran. Lakukan bersama 2-3 kali lalu biarkan anak melakukannya sendiri.
     Setelah selesai, anak diminta untuk menunjuk gambar sesuai instruksi seperti mana
     gambar muka dsb dan mengucapkannya kembali.

 d. " Bermain terigu "                    (Perkembangan motorik halus)
     Alat    : play do dari adonan terigu, garam, minyak dan air (diaduk hingga jadi
     adonan yang siap dibentuk/dicetak), pisau plastik, gilingan kayu, cetakan plastik
     agar agar
     Cara   :
     Anak diingatkan tentang tangan yang memiliki jari jari yang dapat membuat sesuatu.
     Orangtua dan anak bersama - sama membuat benda/makanan/binatang/tumbuhan.
     Orangtua selalu berdialog ttg apa yg dibuat anak. Sebaiknya orantua memberikan
     kebebasan bagi anak untuk berkarya dan selalu memberikan pujian walaupun benda
     yang dibuatnya tidak berbentuk. Hal ini penting untuk membuat anak berpikir 
     kreatif dan memupuk kepercayaan dirinya.  

e. “ Mencuci sendal “                  (Perkembangan motorik halus)
         Alat     :  sendal, sikat cuci pakaian, sabun cair tangan untuk anak, ember kecil
         Cara    :
         Anak diingatkan tentang pentingnya menjaga kebersihan sandalnya dengan bahasa 
         sederhana/ mudah dimengerti. Anak mencuci sandal dengan pengawasan orangtua 
         seperti memberi sendal dengan sabun cair lalu menggosok dengan sikat dan mem
         basuhnya dengan air. 
 
f.  " Menyanyi tentang anggota tubuh "   (Perkembangan bahasa)
     Alat      :   -
     Cara     :
     Anak diingatkan lagi tentang nama anggota tubuh yang diingatnya sambil menunjuk   
     anggota tubuh dan tanya jawab. Anak dikenalkan dengan lagu lagu kreasi dari 
    AT  Mahmud/ Bu Sud yang sangat mudah dinyanyikan tentang anggota tubuh seperti

      DUA MATA SAYA                                      

     Dua mata saya, hidung saya satu
     dua kaki saya, pakai sepatu baru
     Dua tangan saya, yang kiri dan kanan
     satu mulut saya, tidak berhenti makan 

g.  “ Bermain bola “                      (Perkembangan motorik kasar)
     Alat     :  bola ukuran kecil, dus sebagai gawang
     Cara    :
     Anak duduk berhadapan dengan orangtua dengan jarak berjauhan dan dengan kaki 
     terbuka. Anak dikenalkan salah satu fungsi tangan yaitu mendorong dan menangkap 
     bola. Orangtua mendorong bola dengan pelan ke arah anak dan anak menerima bola 
     yg digelindingkan. Anak lalu belajar mendorong bola dan orangtua menerima bola. 
     Kegiatan tersebut diulang hingga anak mahir mendorong dan menangkap bola. Lalu 
     anak dan orangtua bersama sama bermain bola dengan cara saling menendang bola 
     dan memasukkannya ke dalam gawang. 

h.  “ Bermain balon “                    (Perkembangan motorik halus)
       Alat     :  balon, kipas tangan ukuran kecil
      Cara     :
       Anak diingatkan tentang tangan yang memiliki jari jari yang dapat mengipas balon.    
      Anak melihat contoh orangtua yang mengipas balon ke arah depan. Anak lalu     
      mengipas sendiri.

2. Tujuan : pemahaman tentang nama diri dan wajah orang di sekitarnya
     
     Permainan/ kegiatan pada tahapan ini sangat penting dikenalkan pada anak terutama 
     bila anak nantinya berada di lingkungan yang ramai/ berada di luar rumah. Tentu kita
     tidak ingin kehilangan anak kita kan ? Dengan mengetahui nama dirinya dan mengenal
    dengan baik wajah orang yang dikenalnya di rumah, diharapkan anak dapat awas 
    dengan orang asing yang tidak dikenalnya, bajkan untuk anak usia 2 tahun yang 
    mungkin belum dapat bicara dengan lancar. 

a. " Bermain dengan foto "               (Perkembangan kognitif)
    Alat    : foto anak, ayah, ibu, saudara kandung (bila ada)
    Cara    :
    Anak dikenalkan/ diingatkan foto dirinya, orangtua dan saudara kandungnya.
    Foto - foto tersebut lalu dibalik menghadap lantai. Orangtua lalu membalik foto satu
    persatu dan anak menebak siapa di foto tersebut. Pada usia 2 tahun,  biasanya anak
    hanya dapat menyebut sebutan seperti ayah, bunda, kakak atau dede dan biasanya
    belum dapat menyebutkan nama panggilan dari semua anggota keluarga. Pada usia ini
    anak dapat diingatkan kembali tentang nama panggilan dirinya seperti namanya siapa ?
    = dede Ara.

b. " Lomba mengambil foto "           (Perkembangan motorik kasar)
      Alat   :  foto anak, ayah, ibu, saudara kandung (ditempel di dinding/white board)
     Cara   :
     Anak diingatkan kembali tentang foto - foto yang ada. Orangtua mengenalkan cara
     mengambil 1 foto dengan melompat dua kaki. Catatan : jarak antara anak mulai 
     melompat dengan foto - foto yang ditempel sebaiknya tidak terlalu jauh misalnya 1,5 m
     saja. Anak lalu mengambil 1 foto yang disebutkan orangtua yang ditempel di dinding/
     whiteboard dengan melompat dua kaki lalu menyebutkan foto yang diambilnya.
         

Komentar

Postingan Populer